Sebentar, Aku Butuh Waktu

aku dan dia duduk di bawah pohon yang mulai kuning daunnya. disini kami terdiam. tak satupun huruf terdengar dari mulut kami. ya! kami disini. aku dan dia memang sudah membuat janji. kami ingin bicara empat mata. tapi, sepertinya ini sudah 5 menit berlalu. dan kami pun hanya terdiam ditempat ini. angin pun bertiup, seolah-olah ingin memecah kesunyian diantara kami.

"kenapa kamu berubah?" tiba-tiba dia melontarkan sebuah pertanyaan padaku.
"kita bersahabat dari kecil,apa yang membuatmu begini?"
aku terdiam. sebenarnya aku punya sejuta jawaban. tapi aku tak bisa mengungkapkannya. aku takut menyakitinya.
tiba-tiba,aku ingat sesuatu. 'terkadang kamu butuh untuk menjadi orang jahat,mungkin itu bisa menyelesaikan masalahmu.' Ah! aku ingat,kata-kata itu selalu terngiang-ngiang dikepalaku dan aku tidak mengerti apa maksudnya. tapi sekarang, sepertinya aku mulai mengerti.

"aku. .tidak ingin berubah. tapi aku begini pasti karena suatu sebab. dan aku sekarang sedang melakukan suatu proses." akhirnya aku membuka mulutku.
"proses apa? aku tau aku salah. mungkin aku memang menyakiti hatimu. tapi,apa harus begini caranya responmu terhadap semua?" dia bertanya padaku.
"kamu tidak tahu yang aku rasakan."
"tidak! aku tau,aku pernah diposisi kamu! jadi aku tau rasanya."
"lantas?kalau kamu tau yang aku rasakan sekarang, berarti kamu tahu tentang risiko dari kesalahan yang kamu perbuat."
dia diam,tatapannya kosong,mukanya pucat.
"berarti itu pilihanmu dan artinya kamu harus siap menerima resiko. hidup itu pilihan.dan setiap pilihan pasti ada resikonya." aku memecah kesunyianya.
"tidak masalah bagiku,kamu memilih pilihan yang mana. karena aku yakin itu terbaik untukmu."
"aku hanya ingin minta maaf." dia menyelaku.
"aku tau dan aku sudah memaafkanmu.tapi ini sedikit sulit untuk merubahnya seperti dulu lagi." jawabku.

matanya mulai berkaca-kaca.kemudia dia berkata lirih.
"aku janji aku tidak akan mengulangnya lagi."
aku memandangnya dalam-dalam.
"aku tidak butuh janjimu. aku cuma butuh pembuktian karena janji itu belum bisa mewakili kebenaran. aku takut kamu akan memakan janjimu sendiri. sudahlah,aku sudah cukup lelah dengan semua ini."

sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi menampung semua air mataku. aku berdiri. meninggalkan dia sendiri. tapi apa yang harus aku lakukan? aku tau ini jahat. tapi apa yang harus aku lakukan?

****

aku disini..berusaha kuat untuk bisa kembali seperti bunga-bunga yang bermekaran
ya Tuhan
aku ...
ingin kuat

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Mungkin Saya Suka Cerita

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger